Alkisah, ada seorang pemuda bernama Ali yang tinggal bersama ibunya di suatu desa kecil. Ali memiliki keinginan kuat untuk belajar dan ibunya merupakan seorang muslim shalihah yang selalu mendorong dan mendukung putranya untuk menuntut ilmu.
Pada usia tujuh belas tahun, Ali meminta izin kepada ibunya untuk pergi ke kota besar agar bisa melanjutkan pendidikannya. Mendengar hal ini, ibunda Ali dengan senang hati mengizinkan putranya untuk mendapat pendidikan yang lebih tinggi. Untuk tujuan seperti itu, ibunda Ali telah menabung tiga puluh koin emas untuk anaknya. Saat Ali menyiapkan persediaan untuk perjalanannya, ibunya menjahit koin-koin emas itu ke dalam lapisan mantel yang akan dikenakan oleh Ali agar aman.
Ibunda Ali memberitahukan kepada Ali bahwasanya akan ada rombongan pedagang yang akan melewati desa kecil mereka untuk menuju ke kota besar. Ali diminta ibunya ikut bersama mereka untuk menuju ke kota besar. Ali pun setuju dan bersyukur karena akan ada teman perjalanan untuk menuju ke kota besar.
Sebelum Ali bergabung dengan rombongan pedagang untuk melakukan perjalanan ke kota besar, ibunya memberikan nasihat perpisahan kepadanya, “Ali, setiap kali kamu berbicara, berbicaralah yang sebenarnya. Ingatlah bahwa Nabi Muhammad SAW berkata, ‘Kejujuran mengarah ke kebenaran dan kebenaran mengarah ke surga..’ dan Allah berfirman
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah kalian dalam ketakwaan dan keimanan, dan jadilah kalian bersama orang-orang yang benar dalam perkataan dan perbuatan mereka.” (Q.S At-Taubah :119)
Dalam perjalanan ke kota besar, Ali beserta rombongan pedagang diserang oleh sekelompok perampok. Ketika para perampok mulai mengambil semua barang berharga dari para pedagang, salah satu perampok mulai menggeledah barang-barang Ali.
Saat mencari, perampok itu bertanya kepada Ali, “Apakah kamu memiliki sesuatu yang berharga?”
Ali dengan tenang menjawab, “Ya.”
Mendengar jawaban Ali, perampok itu dengan panik mencari lebih jauh tetapi tidak dapat menemukan apa pun.
Perampok itu kemudian membawa Ali kepada pemimpinnya dan berkata, “Anak ini mengatakan dia memiliki barang-barang berharga, tetapi aku tidak dapat menemukan apa pun pada dirinya.”
Pemimpin perampok bertanya kepada Ali, “Apakah kamu menyembunyikan barang berharga?”
Sekali lagi Ali menjawab, “Ya.”
Perampok itu bertanya, “Apa yang kamu sembunyikan?”
Ali menjawab, “Tiga puluh koin emas.”
Setelah pencarian lebih lanjut, perampok menemukan koin emas yang tersembunyi di lapisan mantel Ali.
Di antara semua kekacauan dan kepanikan para rombongan pedagang, sikap Ali yang tak tergoyahkan dan mengakui barang- barang berharga yang dia sembunyikan membingungkan pemimpin perampok. Pemimpin perampok sekarang ingin tahu lebih banyak tentang anak laki-laki yang tidak takut dan bersikeras mengatakan yang sebenarnya itu.
Pemimpin perampok itu bertanya, “Siapa namamu dan dari mana asalmu?”
Ali menjawab, “Namaku Ali dan aku berasal dari sebuah desa kecil di Timur sana.”
“Kemana kamu akan pergi?”
“Aku akan pergi ke kota besar.”
“Apa yang ingin kamu lakukan di sana?”
“Aku ingin menimba ilmu di sana. Setelah menimba ilmu, aku ingin membantu warga desaku dengan pengetahuan yang aku dapatkan agar kehidupan mereka lebih baik.”
Pemimpin perampok itu bergeming dan hatinya merasa seperti tercambuk setelah mendengar jawaban Ali.
“Mengapa kamu tidak menyembunyikan kebenaran bahwa kamu memiliki koin emas? Dengan begitu kan koin emasmu bisa tetap aman.” Tanya pemimpin perampok itu keheranan.
Ali menceritakan nasihat ibunya tentang arahan Nabi dan Al-Qur’an untuk selalu berbicara kebenaran. Mendengar hal ini, pemimpin perampok itu langsung diselemuti rasa penyesalan dan berseru kepada teman-temannya, “Anak muda ini tidak kenal takut dan memiliki iman yang tak tergoyahkan kepada Tuhan. Dia memiliki keberanian untuk melawan orang-orang seperti kita. Ibunya telah mengajarinya dengan bijak dan dia adalah contoh nyata sebenar-benarnya seorang Muslim.”
Sambil memegang kepalanya karena malu, air mata mulai mengalir di wajahnya. Dia kemudian memeluk Ali dan meminta pengampunannya.
Ali menjawab, “Berdoalah kepada Tuhan dan mintalah pengampunan dan bimbingan-Nya. InsyaAllah kamu akan dibimbing ke jalan yang benar.”
Kemudian pemimpin perampok itu menyuruh anak buahnya untuk mengembalikan semua barang yang diambil dari rombongan pedagang.
Kemudian dia berseru, “Ya Allah, anak muda ini telah menunjukkan kepada kami jalan yang lurus. Ampuni kami dan bimbinglah kami ke jalan yang benar.”
Nilai moral sederhana tentang kejujuran yang dipikirkan oleh seorang ibu kepada anak laki-lakinya, ternyata berhasil memengaruhi sekelompok perampok untuk mengubah hidup mereka.
Selesai
oleh Rafi’ud Darojat (Kader LDK KMA 2021)
Sumber: http://bit.ly/kumpulanRantaiMSC